Kamis, 06 Desember 2012

Indahnya Hidup Bersama Alqur'an

Indahnya Hidup Bersama Alqur'an
Alquran adalah sumber kemuliaan. Siapapun yang menjadikan Alquran sebagai panduan hidup, maka tidak ada yang akan dia dapatkan selain kemuliaan. Hidup bersama Alquran adalah kenikmatan tiada tara. Lalu, bagaimana cara mendapatkannya?



Alquran adalah sumber kemuliaan. Siapapun yang menjadikan Alquran sebagai panduan hidup, maka tidak ada yang akan dia dapatkan selain kemuliaan (QS Al-Anbiyaa [21]: 10). Namun, siapa pun yang berpaling dari tuntutan Alquran, maka Allah akan memberikan kesempitan dalam hidupnya (QS Thahaa [20]: 124).



Karena itu, syarat paling mendasar dalam berinteraksi dengan Alquran adalah bagaimana kita mampu menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup sehari-hari.



Ada empat keuntungan yang akan kita peroleh bila berinteraksi dengan Alquran
Pertama, melahirkan jiwa yang sabar. Banyak kisah tentang cobaan berat yang menimpa para pejuang Islam. Mereka diintimidasi, disiksa, dipenjarakan, bahkan dibunuh. Namun kebersamaannya dengan Alquran membuat mereka menjadi orang-orang yang sangat tabah. Nadimah Khatul, seorang mujahidah Afghanistan, contohnya. Beliau dipenjarakan oleh kaum komunis selama enam tahun. Dan ia mengatakan, "Kami mengalami berbagai siksaan berat. Namun membaca dan mengkaji Alquran membantu kami bersabar dan bertahan menghadapinya".



Kedua, melembutkan hati. Seorang ulama mengatakan, "Sesungguhnya hati itu mengkristal sebagaimana mengkristalnya besi, maka lembutkanlah ia dengan Alquran".



Ketiga, mengokohkan hati. Difirmankan, Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu (QS Hud [11]: 120).



Keempat, sebagai nasihat dan obat tatkala hati sedih dan gundah. Allah SWT berfirman, "Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi yang ada di dalam dada, petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman" (QS Yunus [10]: 57).

Cara berinteraksi dengan Alquran
Hidup bersama Alquran adalah kenikmatan tiada tara. Lalu, bagaimana cara mendapatkannya? Langkah pertama adalah membacanya (tilawah). "Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab mereka senantiasa membacanya dengan sebenar-benarnya bacaan (haqqut tilawah), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya..." (QS Al-Baqarah [2]: 121).



Haqqut tilawah dalam ayat tersebut adalah berfungsinya lisan, akal, dan hati ketika melantunkan Alquran. Lisan berfungsi dengan baik ketika mampu mentartikannya. Berfungsinya akal adalah dengan memahami isi ayat yang dilantunkan. Sedangkan berfungsinya hati adalah dengan merenungkan nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya.



Dikisahkan, Imam Rafi'i bin Mahran pernah menderita penyakit akalah, yaitu sejenis tumor tulang pada bagian lutut. Satu-satunya cara untuk menghilangkan penyakit tersebut adalah dengan mengamputasi kaki. Waktu itu dokter menawarkan khamr untuk meredam rasa sakit tatkala proses amputasi dilakukan. Tapi Imam Rafi'i menolak dan ia mengatakan, "Aku punya obat yang lebih mujarab dari apa yang engkau tawarkan kepadaku. Datangkan saja kepada saya seorang qari."



Selanjutnya ia berkata, "Dokter, apabila ayat Alquran tengah dilantunkan dan anda melihat muka saya memerah dan mata saya terbelalak, itulah saat yang tepat untuk memotong kaki saya".



Ketika qari melantunkan ayat-ayat Alquran, memerahlah muka serta terbelalaklah mata Imam Rafi'i. Khususnya saat ia mendengar ayat yang berisi peringatan serta ancaman Allah SWT Imam Rafi'i merasakan seolah-olah ancaman itu ditujukan pada dirinya. Saat itulah dokter mulai memotong urat-urat serta menggergaji tulang kaki. Subhanallah, tidak terdengar satu pun keluhan yang keluar dari mulut lelaki saleh ini.

Mengkaji Alquran
Setelah membaca, interaksi seorang Muslim dengan Alquran adalah mengkaji serta memahaminya. Hal ini tidak terlepas dari fungsi Alquran sebagai pedoman hidup (QS Al-Baqarah [2]: 2).



Secara redaksional, Alquran diturunkan dalam bahasa Arab. Akibatnya, kita tidak bisa merealisasikan fungsi Alquran sebagai petunjuk bila Alquran hanya dibaca saja. Karena itu, memahami Alquran secara baik dan benar menjadi kewajiban seorang Muslim.



Ada beberapa syarat yang ditetapkan para ulama agar tidak terjadi penyimpangan dalam menafsirkan Alquran, di antaranya:

  1. Memiliki akidah yang benar
  2. Bersih dari hawa nafsu
  3. Adil
  4. Memiliki pengetahuan bahasa Arab. Sebab, Allah SWT menurunkan Alquran dalam bahasa Arab (lihat QS Az-Zukhruf [43]: 2), dan
  5. Menguasai ilmu-ilmu Alquran.




Memahami Alquran
Pertama, memahami Alquran dengan Alquran itu sendiri (tafsir quran bil quran). Sesungguhnya Alquran merupakan penjelas yang membenarkan satu bagian dengan bagian lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Ssementara Allah menurunkan kitab-Nya untuk saling membenarkan satu sama lain." (HR Bukhari).



Contoh ayat yang ditafsirkan dengan ayat lain: Dalam QS Al-Fatihah [1] ayat 7, ''(yaitu) orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka.'' Dalam ayat ini tidak dijelaskan siapa orang-orang yang diberikan nikmat itu. Maka Allah SWT menjelaskan dalam QS An-Nisa [4] ayat 69, ''Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya) mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah sebaik-baik teman.''



Kedua, Memahami Alquran dengan sunah nabi yang shahih. Ibnu Taimiyyah berkata, "Cara yang paling shahih dalam memahami Alquran adalah menafsirkan Alquran dengan Alquran. Jika engkau tidak menemukan itu maka engkau mengambil sunnah, karena ia adalah penjelas Alquran".



Imam Syafi'i mengatakan bahwa seluruh apa yang dihukumkan oleh Rasulullah SAW adalah dari apa yang beliau dapat dari Alquran. Contoh pemahaman Alquran dengan sunah: dalam Alquran ada beberapa ayat yang memerintahkan shalat. Namun, penjelasan bagaimana melakukan shalat hanya akan kita temukan dalam sunnah. Rasulullah SAW bersabda, "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat."



Ketiga, memahami Alquran dengan pemahaman para sahabat dan tabi'in. Imam Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Jika engkau tidak menemukan tafsir dalam satu ayat Alquran, tidak juga dalam sunah, maka engkau harus mencarinya dalam perkataan para sahabat. Mereka paling mengetahui hal itu, sebab mereka melihat (qarain) situasi yang terjadi pada saat Alquran itu diturunkan. Ditambah dengan ketinggian kemampuan bahasa dan kejernihan pemahaman mereka."



Contoh, pemahaman mereka terhadap kalimat "jalan yang lurus" dalam QS Al-Fatihah [1] ayat 6. Maksudnya adalah Islam atau Alquran atau sunnah Nabi atau sunah Khulafaur Rasyidin.



Pemahaman yang benar terhadap Alquran akan melahirkan sikap yang benar.



Insya Allah. Wallahu a'lam bishawab.



Salam,



Assatidz Daarul Qur'an



Ust. A. Rochimi


diambil dari wisata hati untuk dipublikasikan

Keutamaan Kandungan Alqur'an

Keutamaan Kandungan Alqur'an
Al-Qur'an adalah wahyu Ilahi telah diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai penerang petunjuk dan pedoman serta rahmat yang kekal abadi sampai hari akhir nanti sekaligus menjadi mukjizat dan bukti kebenaran risalah Rasulullah Saw. Dimana ketika mu'jizat-mu'jizat sebelumnya sirna ditelan masa musnah digilas perputaran roda zaman terkubur bersama wafatnya para Rasul pembawanya tetapi Al-Qur'an tetap tegak memancarkan nur Ilahi keseluruh persada bumi.

Perputaran dan pergantian waktu yang disertai dengan berubah dan beragamnya keadaan dan watak manusia tidak akan melunturkannya wafatnya sang panutan Rasulullah Saw pun tidak memudarkannya. Bahkan serentetan aksi pengingkaran dan penyelewengan serta pengubahan terhadap Al-Qur'an tidak membuatnya kabur sedikitpun. Itulah Al-Qur'an kitab mulia yang kekal keberadaan nya langgeng hukumnya iapun kenyal tetap sesuai dengan segala tempat bangsa dan sepanjang masa.

Betapa sempurnanya Al-Qur'an dengan hukum-hukum dan ajaran-ajaran Ilahi yg tetap aktual dan akurat. Ia berbicara tentang berbagai sudut kehidupan tentang aqidah, ibadah, akhlak, muamalah. Pergaulan sesama manusia dan alam sekitarnya tentang politik ekonomi budaya dan lain sebagainya.

Al-Qur'an satu-satunya kitab yang banyak mengandung keajaiban robbani luar biasa baik itu keindahan susunan kata dan kalimatnya ataupun gaya bahasanya tak ada yang mampu menandinginya sekalipun bangsa arab yang ahli sastera dan retorika bahkan seandainya semua manusia dan jin berkumpul dan saling menolong nicaya tidak akan mampu membuatnya. Banyak kisah-kisah di dalamnya tentang hal-hal masa lalu yg terbukti nyata pada saat sekarang ini.

Betapa agungnya Al-Qur'an dan betapa besarnya kasih sayang Allah Swt kepada kita semua maka diturunkanNya Kitab mulia yg menunjukkan manusia ke jalan yang akan menyelamatkannya sekaligus menganugerahkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga di dalam menelusuri jalan tersebut. Berikut adalah berbagai macam keutamaan yang berkenaan dengan membaca Al-Qur'an dan mempelajarinya.

Keutamaan membaca Al-Qur'an ( Kitabullah)

Membaca Al-Qur'an mendatangkan rahmatnya Allah Swt " Sesungguhnya orang-orang yg selalu membaca Kitabullah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian rizqinya yang telah kami anugerahkan kepadanya secara diam-diam dan terang-terangan mereka mengharapkan suatu perniagaan yang tiada merugi agar Allah Swt menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha mensyukuri". Sebagian ulama berpendapat bahwa membaca Al-Qur'an itu lebih utama dari pada membaca tasbih tahlil dan dzikir-dzikir lainnya. Perumpamaan mukmin yang membaca Al-Qur'an. Sabda Nabi Muhammad Saw "Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur'an ialah ibarat buah utrujjah baunya harum dan enak rasanya sedangkan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur'an adalah ibarat buah kurma tidak berbau tapi manis rasanya. Adapun perumpamaan orang munafik yg membaca Al-Qur'an ialah bagaikan wewangian baunya harum tapi pahit rasanya sedangkan perumpamaan orang munafik yangg tidak membaca Al-Qur'an adalah bagaikan buah hanzolah tidak berbau lagi pahit rasanya".

Pahala membaca Al-Qur'an. Rasulullah Saw bersabda "Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an dihitung untuknya satu kebaikan dan pahala satu kebaikan adalah sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan "Aliif laam miim" itu satu huruf melainkan Aliif satu huruf Laam satu huruf dan Miim adalah satu huruf".

Al-Qur'an menentukan tinggi atau rendahnya tempat di surga bagi pembacanya. Sabda Nabi Muhammad Saw "Nanti akan dikatakan kepada pembaca Al-Qur'an "Bacalah dan naiklah bacalah ia dengan tartil seperti kamu mentartilkan bacaannya sewaktu di dunia. Sesungguhnya tempatmu itu adalah berdasarkan ayat terakhir yang kamu baca".

Al-Qur'an akan memberi syafa'at kepada pembacanya besok di akhirat Rasulullah Saw bersabda "Bacalah selalu Al-Qur'an sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti untuk memberi syafa'at kepada para pembacanya".

Balasan di akhirat bagi orang tua yang anaknya selalu membaca dan mengamalkan Al-Qur'an Rasulullah Saw bersabda "Barangsiapa selalu membaca Al-Qur'an dan mengamalkannya niscaya Allah akan memakaikan mahkota kepada kedua orang tuanya besok di hari kiamat yang mana cahaya mahkota tersebut lebih indah dari cahaya matahari yang menyinari rumah-rumah dunia. Maka apakah gerangan balasan pahala yang akan dianugerahkan kepada orang yang membaca dan mengamalkan Al-Qur'an itu sendiri? " .

Membaca Al-Qur'an secara kontinyu adalah termasuk dambaan setiap muslim Oleh karena itu mereka yang tidak sempat atau tidak mampu untuk melakukannya akan merasa iri dengan yang lainnya dan inilah iri hati yg dibenarkan agama. Dalam sebuah hadits shahih Rasul Saw bersabda "Tidak diperbolehkan iri hati kecuali terhadap dua hal yakni Kepada seseorang yang dianugerahi Allah Al-Qur'an yang selalu ia lakukan siang dan malam dan kepada seseorang yang diberi Allah harta kekayaan yang selalu menafkahkannya siang dan malam".

Membaca Al-Qur'an akan mendatangkan ketenteraman ketenangan kedamaian dan rahmat Allah akan selalu menyertainya Rasulullah Saw telah bersabda "Jika ada sekelompok orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari kitabullah maka akan turun kepada mereka ketentraman kedamaian dan mereka akan diliputi oleh rahmat serta dikelilingi oleh para malaikat. Dan Allah SWT selalu menyebut mereka di kalangan penduduk langit".

Perlunya mempelajari dan mendalami Al-Qur'an.

Al-Qur'an adalah kitabullah yg suci wahyu Ilaahi yg telah diturunkan Allah kepada Nabi pilihan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia yg mengandung cahaya robani guna menerangi jalan hidup mereka. Allah SWT berfirman "Sesungguhnya Al-Qur'an ini selalu memberi petunjuk kepada jalan yg lurus". "Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan telah Kami turunkan cahaya yang terang benderang ". "Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhan-Mu dan penyembuh bagi berbagai macam penyakit dalam dada dan menjadi petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman".

Untuk memperoleh hikmah dari turunnya Al-Qur'an kita perlu memahami nya sehingga mengerti maksud dari tiap ayat yang dikandungnya dengan jalan mempelajarinya untuk itu Allah Swt berfirman "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran maka adakah orang yang mengambil pelajaran?"

Ini adalah suatu jaminan mutlak dari Allah Swt yg tidak pernah diberikan kepada kitab-kitab sebelumnya suatu jaminan yg maha tinggi dan sangat berharga tersirat di dalamnya suatu bimbingan bagi mereka yg menginginkan konsep hidup yang mapan demi meraih kesejahteraan di dunia dan akherat. Rasulullah Saw selaku penerima wahyu Ilahi ini yg telah mengetahui dgn pasti tentang kebenaran Al-Qur'an memerintahkan ummatnya untuk selalu mempelajarinya sebagaimana sabdaNya "Bahwasanya Al-Qur'an ini adalah hidangan Allah SWT maka belajarlah dari hidanganNya semampu kamu".

Mempelajari Al-Qur'an tidak sebatas hanya belajar membaca saja tetapi ter masuk juga memikirkan memahami mendalami dan sekaligus melaksanakan ajaran-ajarannya. Firman Allah Ta'ala "Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yg mempunyai pikiran". "Maka apakah mereka tidak memper hatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci?"

Keutamaan mempelajari dan mendalami Al-Qur'an.

Orang yg paling baik adalah yang mempelajari Al-Qur'an kemudian mengajarkannya. Rasulullah Saw bersabda "Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an lantas mengajarkannya".

Allah Swt akan meninggikan atau merendahkan derajat suatu kaum lantaran Al-Qur'an. Sabda Rasulullah Saw "Bahwasanya lantaran Al-Qur'an ini Allah mengangkat derajat suatu kaum dan merendahkan derajat yang lainnya".

Orang yang pandai membaca Al-Qur'an dan selalu membacanya akan bersama para malaikat. Rasulullah Saw bersabda "Orang yang selalu membaca Al-Qur'an dan ia pandai dalam hal itu akan bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan dalam membacanya ia akan mendapatkan dua pahala". Amin

Wallahu a'lam bishawab.
diambil dari Blog wisata Hati Daruul Qur'an